Daerah Istimewa
Yogyakarta yang juga sering disebut sebagai kota seniman seolah memiliki
‘sihir’ yang membuat wisatawan selalu ingin kembali berkunjung ke Yogyakarta.
Sesuai dengan namanya yang ‘istimewa’ kota Jogja juga selalu penuh dengan
kenangan, entah itu dari yang terkasih atau tersayang. Sebutan Jogja tercipta
dari ‘Rindu, Pulang, dan Angkringan’ rasanya memang tidak berlebihan, sebab
siapapun yang pernah berkunjung ke Jogja pasti setuju jika Jogja memang kota
yang penuh dengan kenangan.
Berkunjung ke objek
wisata di Yogyakarta tidak afdhol rasanya jika tidak berkunjung ke Malioboro,
rasanya tempat tersebut memang harus wajib dikunjungi. Letak Malioboro yang
persis di tengah kota Jogja, juga menjadikan tempat tersebut mudah untuk di
akses baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Berbicara
mengenai Malioboro tidak lengkap jika tidak menyinggung musik tradisional
angklung yang sering ditemui di jalanan sekitar area Malioboro.
Alunan musik
tradisional angklung yang sering para wisatawan dengar ketika berkunjung di
salah satu destinasi wisata terpopuler di Jogja, yakni Malioboro sudah setahun
lebih tidak terdengar. Akibat dari dampak pandemi covid-19 yang melarang segala
bentuk kegiatan bersifat kerumunan. Padahal, alunan musik tradisional angklung
sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan
lokal ketika berkunjung ke Malioboro.
Pimpinan grup angklung Rajawali Malioboro Pak Age menjelaskan bahwa, masa pandemi covid-19 berdampak sangat signifikan terhadap penghasilan grup musik angklung tradisional, ketika biasanya mereka memainkan angklung di area Malioboro harus terpaksa berpindah ke emperan lampu merah, sekaligus tawaran job manggung dari berbagai daerah menjadi menurun bahkan tidak ada sama sekali.
“Dulunya kita kan sering mainnya di Malioboro cuman karena pandemi ini jadi tidak diperbolehkan, jadi ya larinya ke lampu merah. Tapi ya Alhamdulillah, apapun harus kita syukuri orang mau ngasih nggak ngasih ya gapapa. kita niatannya ingin menghibur walaupun nggak munafik juga untuk mencari uang.” Ujar Pak Age, Sabtu (12/03/2022).
Ironisnya, komunitas
angklung di Jogja yang sudah berdiri dari tahun 2011 jumlahnya tergolong banyak
dengan masing-masing anggota yang tidak sedikit, selain angklung rajawali ada
juga angklung satria, sarehan, arista, dan lain sebagainya. jika bentuk pelarangan
untuk tidak memainkan angklung di sekitar area Malioboro masih terus
diberlakukan, tentunya ini sangat berdampak pada kondisi perekonomian mereka.
“Komunitas angklung
di Jogja ini sudah ada sejak tahun 2010 sebenarnya, tapi untuk angklung rajawali
ini baru berdiri tahun 2012. Efek dari pandemi covid-19 juga tentunya sangat
berdampak bagi kami” Ujar Pak Age, Sabtu (12/03/2022).
Pak Age menceritakan
pendapatan grup angklung rajawali menurun drastis sebagai akibat dari pandemi,
namun akhir-akhir ini yakni pada bulan November 2021 lalu akhirnya grup
angklung rajawali mendapat tawaran job dari luar daerah.
“Waktu masih di
Malioboro penghasilan bisa dibilang lumayan banget, karena dalam satu hari
bisalah dapet diatas Rp180.000, tapi ketika pandemi ini penghasilan menurun
dibawah Rp100.000, padahal uang segitu juga harus dibagi empat orang, cukup sih
kalau untuk makan, tapi kalau buat keperluan lain masih kurang. Sebenarnya
banyak juga anggota grup angklung rajawali Malioboro ini, tapi karena pandemi
covid-19 mereka kesusahan membayar uang kos jadi pada balik ke kampung halaman
masing-masing. Tapi, Alhamdulillah setelah setahun lebih nggak dapat tawaran
job dari luar daerah, Alhamdulillah-nya kemarin november dapat tawaran manggung
ke padang dan semua akomodasi dibayar oleh pihak yang bersangkutan. Ya
begitulah, suka duka nya jadi pengamen musik tradisional angklung, apapun yang
ada tetap harus disyukuri dan dijalani” Ujar Pak Age, Sabtu (12/03/2022).
Lebih lanjut, Pak
Age dan pihaknya mengharapkan pandemi covid-19 segera berakhir dengan total,
tanpa ada lagi kehadiran varian virus covid-19 baru dengan nama yang
bermacam-macam seperti varian omicron dan yang terkini muncul varian deltacorn.
Tentu semua pihak mengharapkan hal yang serupa, berharap covid-19 segera hilang
dari permukaan bumi dan mengharapkan semua kalangan dari pemerintah, tenaga
kesehatan dan juga semua lapisan masyarakat untuk bekerja sama bahu-membahu
dalam menangkal virus covid-19.
Oleh: Nadia Sekar N
0 Komentar