Tahukah
kamu tentang tari jaranan? Di era modern ini masih ada masyarakat yang
melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk mengingat
sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal ini, saat
banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih berkesempatan mengenalnya.
Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang dimainkan oleh para penari
dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman bambu. Kuda-kudaan
tersebut ditambahkan aksesori serta pewarnaan sehingga bentuknya menyerupai
kuda sungguhan. Iringan musiknya sederhana, didominasi kenong dan terompet. Selain
kaya akan nilai seni dan budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan nilai
spiritual. Tari jaranan ini biasa ditampilkan di acara tertentu seperti
kemarin tampil di acara hari jadi Gunungkidul ke 191. Pada
umumnya Tari Jaran Kepang gerakannya dilakukan oleh seluruh anggota gerak
tubuh. Mulai kaki, tangan, jemari tangan, bahu dan pundak, leher dan kepala,
serta pinggang dan perut. Dengan irama yang dinamis dan kuat, tari ini sungguh
memerlukan tenaga yang cukup banyak.
Ada delapan Gerakan yang dilakukan
Ketika menari jaranan yang pertama Srisig merupakan gerakan kaki pada tarian
ini. Penari akan berjinjit kemudian melakukan lari-lari kecil mengitari area
tari atau membuat pola lantai yang melingkar. Saat srisig, posisi tangan penari
terletak di pinggang sambil memegang selendang. Yang kedua ngithing atau
nyekithing. Gerakan ini dilakukan dengan menempelkan ibu jari dengan jari
tengah, sehingga membentuk sebuah lingkaran. Sementara bagian jari yang lain
ditekuk ke bawah. Ngithing biasanya dipadukan dengan gerakan lain seperti ukel.
Yang ketiga kel adalah gerakan memutar yang dilakukan oleh bagian tangan. Biasanya
ukel membentuk arah yang berlawanan dengan jarum jam. Saat ukel dilakukan,
posisi tangannya bisa sambil ngithing maupun ngruji.
Yang keempat Oclangan adalah variasi
gerak dari tarian Jaranan. Sambil ngithing di depan perut dan salah satunya
memegang jaranan, salah satu kaki penari di angkat ke atas. Oclangan dilakukan
dengan berhadapan dengan penari lainnya. Yang kelima Laku telu adalah jenis
gerakan saat dua penari Jaranan saling berhadapan. Posisi tangan berada di
pinggang dengan tubuh yang mendak atau diturunkan ke bawah. Apabila satu penari
menghadap Utara, maka penari lainnya menghadap ke Selatan. Yang keenam Ngruji
adalah sebuah gerakan tangan yang paling sering dilakukan. Posisi ini dilakukan
dengan merapatkan empat jari kecuali ibu jari. Posisi empat jari tersebut
mengarah ke atas. Sementara ibu jari ditempelkan ke telapak tangan. Yang
ketujuh Obah adalah variasi gerakan bahu. Penari akan menggerakkan bahunya ke
depan atau ke belakang. Yang kedelapan Ngleyek adalah urutan gerak awal, yaitu
posisi tubuh yang diturunkan dengan lutut yang tertekuk. Ngleyek ini terdapat
dua gerakan, yakni kanan dan kiri. Saat penari melakukan ngleyek, posisi satu
tangan berada di pinggang dan satunya lagi ngruji di samping bawah.
Menurut
kak sari selaku penari jaranan tersebut menjelaskan bahwa pemain yang ada di
grub kebanyakan sudah mengikuti kelas private tari yang ada di daerah rumah
pemain masing-masing. Setiap akan tampil pasti 2 minggu sebelum pentas, selalu
rutin melakukan latihan untuk menghafalkan urutan tariannya. Kak sari mengikuti
grub tari jaranan dengan senang hati karena menurut dia tari adalah salah satu
hobi yang dia sukai, sehingga bisa ikut dalam satu grub tari jaranan tersebut
selama 2 tahun. Tari jaranan ini juga memiliki pelatih yang sudah professional
dan para pemain tari jaranan ini juga memiliki kelincahan ketika menari. Tari
jaranan ini biasanya berjumlah 6 sampai sepuluh orang dalam satu grub. Ketika
melakukan pentas di Gunungkidul banyak sekali antusias dari penonton untuk
melihat tari jaranan tersebut. Memang tarian yang ditampilkan sangat menarik
dan bagus, semua pemain menari dengan lincah sehingga sampai para penonton
sering tepuk tangan ketika melihat gerakan yang dimainkan benar-benar memukau
penonton.
Oleh : Salis Nur Istikomah
0 Komentar