Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

MELESTARIKAN BUDAYA KONTEMPORER MELALUI SENI TARI JARANAN

 

Tahukah kamu tentang tari jaranan? Di era modern ini masih ada masyarakat yang melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk mengingat sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal ini, saat banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih berkesempatan mengenalnya. Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman bambu. Kuda-kudaan tersebut ditambahkan aksesori serta pewarnaan sehingga bentuknya menyerupai kuda sungguhan. Iringan musiknya sederhana, didominasi kenong dan terompet. Selain kaya akan nilai seni dan budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan nilai spiritual. Tari jaranan ini biasa ditampilkan di acara tertentu seperti kemarin tampil di acara hari jadi Gunungkidul ke 191. Pada umumnya Tari Jaran Kepang gerakannya dilakukan oleh seluruh anggota gerak tubuh. Mulai kaki, tangan, jemari tangan, bahu dan pundak, leher dan kepala, serta pinggang dan perut. Dengan irama yang dinamis dan kuat, tari ini sungguh memerlukan tenaga yang cukup banyak.

Ada delapan Gerakan yang dilakukan Ketika menari jaranan yang pertama Srisig merupakan gerakan kaki pada tarian ini. Penari akan berjinjit kemudian melakukan lari-lari kecil mengitari area tari atau membuat pola lantai yang melingkar. Saat srisig, posisi tangan penari terletak di pinggang sambil memegang selendang. Yang kedua ngithing atau nyekithing. Gerakan ini dilakukan dengan menempelkan ibu jari dengan jari tengah, sehingga membentuk sebuah lingkaran. Sementara bagian jari yang lain ditekuk ke bawah. Ngithing biasanya dipadukan dengan gerakan lain seperti ukel. Yang ketiga kel adalah gerakan memutar yang dilakukan oleh bagian tangan. Biasanya ukel membentuk arah yang berlawanan dengan jarum jam. Saat ukel dilakukan, posisi tangannya bisa sambil ngithing maupun ngruji.

Yang keempat Oclangan adalah variasi gerak dari tarian Jaranan. Sambil ngithing di depan perut dan salah satunya memegang jaranan, salah satu kaki penari di angkat ke atas. Oclangan dilakukan dengan berhadapan dengan penari lainnya. Yang kelima Laku telu adalah jenis gerakan saat dua penari Jaranan saling berhadapan. Posisi tangan berada di pinggang dengan tubuh yang mendak atau diturunkan ke bawah. Apabila satu penari menghadap Utara, maka penari lainnya menghadap ke Selatan. Yang keenam Ngruji adalah sebuah gerakan tangan yang paling sering dilakukan. Posisi ini dilakukan dengan merapatkan empat jari kecuali ibu jari. Posisi empat jari tersebut mengarah ke atas. Sementara ibu jari ditempelkan ke telapak tangan. Yang ketujuh Obah adalah variasi gerakan bahu. Penari akan menggerakkan bahunya ke depan atau ke belakang. Yang kedelapan Ngleyek adalah urutan gerak awal, yaitu posisi tubuh yang diturunkan dengan lutut yang tertekuk. Ngleyek ini terdapat dua gerakan, yakni kanan dan kiri. Saat penari melakukan ngleyek, posisi satu tangan berada di pinggang dan satunya lagi ngruji di samping bawah.

Menurut kak sari selaku penari jaranan tersebut menjelaskan bahwa pemain yang ada di grub kebanyakan sudah mengikuti kelas private tari yang ada di daerah rumah pemain masing-masing. Setiap akan tampil pasti 2 minggu sebelum pentas, selalu rutin melakukan latihan untuk menghafalkan urutan tariannya. Kak sari mengikuti grub tari jaranan dengan senang hati karena menurut dia tari adalah salah satu hobi yang dia sukai, sehingga bisa ikut dalam satu grub tari jaranan tersebut selama 2 tahun. Tari jaranan ini juga memiliki pelatih yang sudah professional dan para pemain tari jaranan ini juga memiliki kelincahan ketika menari. Tari jaranan ini biasanya berjumlah 6 sampai sepuluh orang dalam satu grub. Ketika melakukan pentas di Gunungkidul banyak sekali antusias dari penonton untuk melihat tari jaranan tersebut. Memang tarian yang ditampilkan sangat menarik dan bagus, semua pemain menari dengan lincah sehingga sampai para penonton sering tepuk tangan ketika melihat gerakan yang dimainkan benar-benar memukau penonton.

 Oleh : Salis Nur Istikomah

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement