Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

MELIHAT DAMPAK PANDEMI COVID-19 MELALUI SENI BUDAYA KONTEMPORER

 

Jogja Cultural - Pandemi Covid-19 ikut berdampak kepada para seniman yang tidak bisa lagi aktif berpameran. Itu karena banyak galeri dan museum yang tidak menggelar pameran seni rupa. Banyak galeri dan museum tidak menggelar pameran. Alasannya, karena mobilitas masyarakat dibatasi, sehingga sulit menarik orang menyaksikan pameran seni rupa.

Pandemi Covid-19 yang mewabah dan mengakibatkan berbagai dampak dalam kehidupan manusia justru menjadi sumber karya bagi para mahasiswa Universitas Atma Jaya jurusan Arsitektur untuk mengadakan pameran seni rupa. “Pameran ini mengambil tema Human Interest yang dispesifikasikan ke pandemi dengan judul Corona Impact” Ujar Davin Pawil, salah satu panitia pameran. Tema pameran itu menarik karena menyinggung isu pandemi dan membahas kondisi kebudayaan sosial yang sedang terjadi di Indonesia. Melalui karya-karyanya, mereka menceritakan perang manusia melawan virus corona. Karya-karya yang dieksplorasi tak hanya untuk kepentingan seniman tetapi juga harus berdampak sosial.

Pameran tersebut dilaksanakan di Mas Padi Yogyakarta pada 10-12 Maret 2022. Pameran ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kreativitas anggota baru dan melihat skill mereka dengan ruang lingkup yang kecil karena pandemi. Pameran ini dibuat dengan tujuan untuk membuka pikiran masyarakat tentang perubahan apa saja dan apa saja yang mempengaruhi kehidupan selama pandemi. Davin mengatakan, lukisan yang dipamerkan merupakan karya yang dilukis saat musim pandemi Covid-19. Hal itu menunjukkan bahwa seniman tetap berkarya meski di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Menurutnya, Covid-19 merupakan suatu inspirasi juga untuk mahasiswa. Mereka harus lebih kreatif dalam mengekspresikan tentang pandemi Covid yang sedang melanda. Pandemi Covid-19 mengharuskan aktivitas keseharian lebih banyak di rumah. Namun, bukan berarti di rumah hanya berdiam diri. Begitu juga bagi para mahasiswa. Pandemi Covid-19 tidak bisa membatasi kreativitas mereka.


Wabah virus corona harus diambil hikmahnya. Justru saat pandemi, seniman lebih banyak memiliki waktu, misalnya untuk mencetak buku, mencetak cerpen, dan melakukan hal kreatif lainnya. Meski mengalami kerugian ekonomi, bahwa pandemi juga menimbulkan dampak positif. Dengan adanya pandemi, mahasiswa memiliki banyak waktu untuk lebih menggali kemampuan. Dengan banyaknya waktu luang, semakin banyak orang yang mengeksplorasi diri dan berkarya sehingga selama pandemi semakin banyak bermunculan seniman-seniman baru.

Pameran ini juga mendorong penyiasatan dan pertunjukan seni agar tetap eksis di tengah pandemi Covid-19 dengan mencari solusi dan memanfaatkan teknologi yang ada. Perlu adanya diskusi tentang bagaimana konsep pertunjukan seni yang akan dilakukan pada masa pandemi mengingat semenjak adanya masa pandemi Covid-19 ini ada beberapa protokol kesehatan yang harus kita taati, untuk itu bagaimana dengan kesenian yang mana dalam pagelarannya melibatkan massa yang banyak dan tentunya dengan berbagai riasan yang harus digunakan, ini perlu diskusikan bersama.

Pandemi ini menjadi suatu titik tolak baru dan peluang bagi insan kreatif yang cepat dalam beradaptasi, Daya adaptasi tersebut sangat bergantung dari kondisi dan modal yang dimiliki, sehingga tampak sebagian seniman dan pelaku kreatif dapat bertahan bahkan berkembang, sedangkan lainnya menurun. Pandemi juga memberikan ruang dan waktu bagi seniman, pelaku budaya, dan industri kreatif untuk melakukan introspeksi dan pembenahan praktik kreatif selama ini. Keberadaan creative hub dan upaya menemukenali kembali tren menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan adaptasi di masa pandemi. Berangkat dari simpulan di atas, pemerintah dan pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan kapasitas seniman dan pelaku kreatif untuk dapat memanfaatkan potensi ruang digital, serta mengupayakan ruang kolaborasi.





Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement