Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Budaya ‘Masangin’ Pohon Kembar Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Alun-alun kidul (Alkid) memang menjadi tempat wisata di Yogyakarta yang ramai dikunjungi dengan banyaknya penjaja kuliner lokal ala angkringan dan juga odong-odong warna-warni di malam hari. Di siang hari, suasana alun-alun kidul juga ramai oleh wisatawan dengan adanya berbagai aktivitas menarik, salah satunya budaya atau tradisi Masangin.

Masangin sendiri adalah kegiatan berjala­n melewati antara dua pohon beringin yan­g ada di tengah-tengah alun-alun selatan­ dengan mata tertutup. Terlihat mudah, tetapi tidak semua orang bisa melewati tengah-tengah dua pohon beringin ­yang sebenarnya berjarak cukup lebar tersebut.

Melansir laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, tradisi Masangin membawa salah satu mitos dari beringin kembar di Alun-alun kidul yang kerap membuat penasaran wisatawan.

Mitos yang berkembang di tengah masyarakat adalah mereka yang memiliki hati yang­ bersih dan niat baik yang bisa melalui tantangan tersebut. Selain itu bagi siap­a saja yang bisa melewati tengah beringa­in tersebut, permintaannya akan mudah terkabul. Di luar benar tidaknya mitos tersebut, Masangin adalah kegiatan yang seru dilakukan bersama teman maupun keluarga.

Beberapa orabg dapat berhasilmelewati celah diantara pohon beringin ini pada kesempatan pertama. Akan tetapi tidak banyak pula yang terus mencobanya berkali-kali dan memerlukan  usaha ingin mencoba sampai akhirnyabisa melewati celah kedua pohon ini.

Tidak sedikit mereka yang mencoba Masangin, justru berjalan menjauhi beringin, berputar arah, atau bahkan menabrak beton yang memagari beringin. Padahal celah di antara dua pohon beringin tersebut sangat lebar. Inilah yang membuat wisatawan semakin penasaran mencobanya, terlebih pada saat malam hari. Masyarakat mempercayai, bermain Masangin di waktu malam lebih menantang karena suasana atmosfer di bawah pohon beringin ini yang berbeda.


Tradisi Masangin sendiri sudah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Masangin dilakukan saat tradisi tapa bisu yang dilakukan setiap malam 1 suro. Tradisi Topo Bisu dilakukan oleh para prajurit dan abdi dalem dengan mengelilingi benteng dalam keheningan tanpa mengucap satu kata pun.

Para prajurit dan abdi dalem dengan mengenakan pakaian lengkap adat jawa berbaris rapi. Mereka memulai ritual Topo Bisu dari halaman Keraton menuju pelataran alun-alun lalu melewati kedua beringin kembar tersebut. Hal tersebut diyakini untuk mencari berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh.

 


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement