Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

BUDAYA POPULER DI TANAH JOGJA

SEPENGGAL CERITA TENTANG JOGJA : KOTA ISTIMEWA YANG INDAH NGANGENI

Jogjakarta seperti kota imajinasi. Banyak impian dan banyak kenangan. Banyak kisah dan banyak pula tugu yang bisa dimonumenkan. Sekalipun Jogja hanya menyiapkan satu tugu di dekat poros titik nol, membujur lurus dari Merapi ke Pantai Selatan, Saya sepertinya bisa membangun tugu sendiri sebagai penanda kisah.

Jogja semakin istimewa ketika dicicipi. Keistimewaannya ada di antara sela-sela perjumpaan kita, di antara waktu canda-tawa yang tertata harmoni di batas kota. Di Jogja, keistimewaan sebuah relasi dirajut. Ada tali yang mengikat, yakni tugu yang dibangun atas dasar tingginya harapan seperti Merapi dan luasnya kesan bak kerajaan Nyai Pantai Selatan.

Di Jogja, tak jarang orang menemukan kisah-kisah asmara. Di kota ini, jejak asmara mudah dikemas dan diramu. Suasannya akrab disapa dan dekat di hati. Nina, kemudian menjajal kisah-kisah itu dalam sebuah lirik lagu kurang lebih demikian: "Kutemukan cinta, di indahnya Jogjakarta." Tapi ketika beranjak dan naik kereta, selalu ada yang tertinggal. Tentunya kenangan.

Memang ada yang lain jika Yogyakarta dibandingkan dengan kota-kota lain. Sebagai barometer budaya dan pendidikan, tak salah jika kota ini terus berbenah untuk mengadapi perubahan jaman. Masuknya budaya-budaya asing lewat para pendatang lewat berbagi media membuat warga Yogya bertransformasi untuk mengadaptasi kebudayaan tersebut. Yogya bisa menjadi contoh bagaimana pop culture berkembang disana. Budaya dijadikan menjadi sesuatu yang populer seiring dengan berjalannya waktu.

Siapa tak kenal dengan Yogyakarta Hip Hop Foundation. Group musik ini terkenal dengan celotehan lagu-lagu bertempo cepat. Lagu tersbut makin naik daun saat momen keistimewaan Yogyakarta yang terguncang. Lewat lirik-lirik lagu, maka group ini mencoba menyuarakan perjuangan keistimewaan Yogyakarta. Genre hip-hop berbeda dengan Campur Sari dari Gunung Kidul. Hip hop bisa dikatakan sebuah genre musik dari luar Indonesia, namun bisa di transformasi untuk diadaptasi dengan budaya setempat. Tak salah jika para pemainnya terasa kental sekali akan budaya Jawa lewat aksen, lirik lagu dan pakaian batiknya. Inilah salah satu pop culture yang banyak digandrungi anak-anak muda, bahkan merangsek kebeberapa daerah di Indonesia. Berbicara tentang budaya yang populer di Kota Gudeg ini mungkin tak akan ada habisnya. Masyarakat Yogya begitu kreatif dengan menciptakan dan mengadaptasi sebuah seni dan menjadikannya familiar bagi warga dan pengunjungnya. Dari sesuatu yang sebelumnya tidak dilirik orang, kini menjadi tatapan berjuta-juta orang. Inilah uniknya Yogyakarta bagaimana menciptakan suryakanta untuk hal yang kecil dijadikannya besar dan jelas.

Sangat sederhana saja jika kita iseng jalan-jalan ke arah Gunung Kidul menjelang petang. Dulu mungkin hanya sedikit yang melihat, namun banyak yang melewatkannya saja. Bukit Bintang, di Hargo Dumilah, Pathuk ada sebuah bukit kecil yang menjadi  tujuan para pelancong. Muda-mudi biasanya menghabiskan senja hingga malam di lokasi ini. Sebenarnya tak jauh beda dengan tempat-tempat lain, sebab hanya pemandangan lampu kota semata. Jika kita berkunjung ke Malang Jawa Timur, tak beda jauh berkunjung ke Gunung Banyak di Batu untuk menikmati lampu kota saat malam. Bukit Bintang menjadi tempat favorit, walau hanya sebatas melihat lampu-lampu Kota Yogyakarta.

Semakin ke Selatan semakin jelas kaca pembesar untuk melihat apa yang menjadi populer untuk Yogyakarta. Wisata alam dan pantai adalah salah satunya. Yogya memiliki garis pantai yang panjang dari perbatasan dengan Purworejo hingga Wonogiri semuanya menjadi jujugan para pelancong. Mungkin tak beda jauh pantai-pantai disana, namun mengapa begitu dinikmati dan menjadi mimpi-mimpi bagi mereka yang belum menginjakkan kaki di Yogya. Siapa tak kenal dengan pantai Parang Tritis, sebuah pantai dengan kentalnya legenda mistis. Tidak hanya Parang Tritis saja yang kini menjadi favorit para pelancong, namun hampir semua pantai menjadi hot spot destinasi wisata. Masyarakat setempat memberikan sentuhan supaya pantai menjadi lebih popular. Pop culture dimainkan dengan memberi bumbu-bumbu cerita dan legenda pantai, hingga memberi ciri khasnya. Pantai Ngobaran dari legenda Prabu Brawijaya yang membakar diri bersama istrinya, Pantai Sundah berasal dari perkelahian Anjing (Asu) dengan Landak, Pantai Siung dari kata Siung (gigi taring) harimau yang ditemukan disana dan masih banyak lagi cerita-cerita tentang asal-usul nama pantai. Nama-nama beken pantai kini sudah tak asing lagi bagi para pelancong. Sekarang saatnya hanya menentukan mau kepantai mana dan tinggal jalan saja sebab sudah banyak informasi yang bisa diperoleh. Hampir semua pantai di Yogya sudah menjadi tujuan wisata, dan disinilah keberhasilan bagaimana menjual dari yang belum dikenal hingga menjadi terkenal.

Sedikit balik kanan menuju tengah-tengah Yogyakarta. Jika menilik peninggalan bersejarah, siapa tak mengenal kraton dan candi-candi di Yogya ? Banyak peninggalan bersejarah kini sudah diadaptasi dengan para pengunjung agar lebih populer dimata tamunya. Tanpa diadaptasi dengan perkembangan jaman mungkin tempat-tempat tak lagi menarik bagi para pengunjung. Sentuhan seiring perkembangan masa, maka diciptakan sesuatu yang baru agar bisa terus berkembang. Andrawina, sebuah bangunan pendamping dengan Candi Ratu Boko. Mungkin tanpa bangunan baru ini para pelancong enggan naik ke bukit hanya untuk melihat puing-puing candi yang berserakan. Reruntuhan dan pondasi Candi Boko ini tak menarik sama sekali kecuali bagi mereka yang tergila-gila saja. Andrawina menjadi saya penyeimbang bagi Raja Bangau sehingga pengunjung yang ingin melihat Yogya dari angkasa bisa betah dan berlama-lama ditempat ini hingga larut malam. Tempat-tempat lain juga begitu, dengan menyesuaikan dengan perubahan jaman sehingga tercipta sebuah budaya baru.


oleh : Muhammad Syafiul Anam

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement