Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Gotong Royong : Budaya Indah Khazanah Indonesia


Dalam perjalanan kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini, budaya Gotong Royong menempati budaya yang paling luhur dan dihormati. Dapat dikatakan, bahwa Gotong Royong adalah sifat alami yang dimiliki masyarakat Indonesia, yang terus didoktrinkan oleh Guru-guru Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar sebagai doktrin yang penuh dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

Gotong Royong, sebagai salah satu budaya khas asli Indonesia yang lebih mengedepankan kepentingan umum ketimbang kepentingan pribadi. Yang menurut KBBI, Gotong Royong adalah sebagai bekerja bersama-sama atau tolong-menolong, bantu-membantu. Dalam sistem gotong-royong, masyarakat bahu-membahu untuk meringankan beban sesamanya yang sedang membutuhkan. Kehidupan gotong-royong banyak ditemukan pada masyarakat yang berakar pada tradisi pertanian pedesaan atau agraris, yang disebut Eric Wolf dengan istilah Peasant Commmunity.

Dikemukakan oleh Bintarto (1980:11), gotong-royong merupakan perilaku sosial yang kongkrit dan merupakan suatu tata nilai kehidupan sosial yang turun temurun dalam kehidupan di desa-desa Indonesia. Gotong-royong telah menjadi bagian dalam etika sosial dan budaya yang bertolak dari rasa kemanusiaan.

Dalam wujudnya, Gotong Royong sering tampak ketika ada tetangga atau kerabat yang menyelenggarakan suatu acara, baik itu acara sukacita maupun dukacita. Acara pernikahan, khitanan, kelahiran, selamatan, dan lain-lain, dengan senang hati, para tetangga akan berkumpul dan turut membantu kelancaran acara dari sebelum, saat maupun setelah usai, dan hal tersebut terjadi secara otomatis. Dengan adanya pengaruh positif tersebut, Gotong Royong juga ikut turut mengalir di Instansi-instansi. Dalam instansi, para keluarga besar instansi akan dengan suka cita turut membantu tanpa ada paksaan dari suatu pihak manapun.

Gotong royong atau bekerja sama merupakan perwujudan prinsip “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” yang berlaku dan dikedepankan di Indonesia sejak zaman pra-kemerdekaan sampai sekarang. Bahkan, kemerdekaan Indonesia sendiri merupakan buah keberhasilan dari gotong royong semua anak bangsa.

Namun sangat disayangkan, dan tidak dapat disangkal, sikap ini semakin terkikis dengan semakin derasnya arus modernisasi. Bahkan, arus ini berhasil menghantarkan pandangan generasi bangsa saat ini pada sebuah kesimpulan bahwa gotong royong merupakan sikap kuno dan kolot, bahkan menjadi beban yang mengganggu kebebasan waktu dan tenaga.

Karena masyarakat mulai individualis, kemauan tiap orang menjadi berbeda-beda. Perbedaan tujuan, kepentingan, dan kesenjangan sosial dapat berpotensi atas terjadinya konflik yang ada di masyarakat. Jika tidak individualis dan kepentingan antar manusia saling dikomunikasikan satu sama lain, maka akan tercipta satu tujuan yang harmonis dengan menyatukan pendapat masyarakat yang berbeda, dan tentunya tercapainya tujuan dapat dilakukan dengan adanya gotong royong dan saling membantu diantara masyarakat.

Selain itu, jika budaya asli Indonesia ditinggalkan, tentu eksistensinya akan hilang perlahan terganti oleh budaya asing yang masuk. Nilai dan norma baru yang dibawa dari budaya luar akan menggantikan nilai norma asli dari negara kita, dan lambat laun akan hilang jika tidak dilestarikan seiring dengan perkembangan zaman. Budaya gotong royong pun dapat hilang perlahan.

Di era milenial ini, sebenarnya budaya gotong royong tentu dapat kita banggakan, dan yang pasti dapat menjadi identitas kuat kita sebagai bangsa Indonesia. Budaya individualis dapat kita ganti dengan gotong royong yang mengedepankan kepentingan bersama. 

Dengan bergotong royong dalam segala hal secara konsisten, dapat menunjukkan rasa bangga kita akan budaya-budaya Indonesia. Saling membantu satu sama lain, mempererat persaudaraan sesama bangsa dan bertoleransi terhadap berbagai suku juga pastinya termasuk dalam unsur gotong royong itu sendiri. Akan lebih indah bila tujuan kita terpenuhi bersama-sama walaupun diwarnai berbagai perbedaan pendapat antar sesama.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement