Berawal dari hobi, perempuan asal Jambi, Tia Istiana
namanya, anak muda yang masih berumur 21 tahun tersebut menantang dirinya
sendiri untuk bisa hidup ‘mandiri’. Dari panggung satu ke panggung yang lain,
dari kafe satu ke kafe yang lain, bahkan hingga ‘ngamen’ di bawah jembatan, Tia
Istiana pernah mengalaminya, hal itu ia lakukan tidak lain tidak bukan karena keinginannya
untuk dapat hidup mandiri dalam menghidupi dirinya.
Tia Istiana memang mendedikasikan dirinya untuk dunia
tarik suara. Tidak hanya sebagai penyanyi, Tia Istiana juga menekuni dunia voice
over. Bahkan, untuk skripsinya pun ia ingin menggunakan tema yang berkaitan
dengan musik.
Tia Istiana dalam menekuni kehidupan berkarier-nya
sebagai pemusik tentu tidaklah mudah, dibutuhkan keberanian dan tekad yang
kuat.
“Aku dulu kan pertama awalnya nyanyi berawal dari hobi.
Kedua, suka kaya ngisi di sekolah-sekolah, ketiga aku sering nyoba beberapa
kali kalo ada acara wedding suka ngisi juga. Terus aku mulai merantau di
jogja dan mulai kesulitan keuangan. Sempet ngamen di jalan sama anak-anak
pengamen. Pengalaman itu sih yang buat aku makin berkembang karena dari sana
kan aku juga ketemu sama partner musik aku yang sekarang suka ngiringin kalo
aku baru nyanyi di kafe-kafe.” Terang Tia Istiana.
Dalam merintis karier, apalagi karier bermusik tentu
tidaklah semulus jalan tol. Terutama ketika anda ingin membuat karier dalam
bermusik bertahan lama. Sebab, jika ditelisik lebih lanjut membangun sebuah
‘citra’ akan terlihat lebih mudah daripada mempertahankan ‘citra’ tersebut agar
tetap pada tempatnya. Tia Istiana juga mengalami ‘struggle’ nya sendiri dalam
merintis karier bermusiknya.
“Awal bangun karier di Jogja juga sempet enggak cocok
sama yang pertama nawarin untuk recording musik, tapi ya itulah kalau di Jogja
asal kita jalan pasti kita ketemu sama orang-orang yang suportif. Setelah itu,
aku mulai lagi dapet tawaran dari mas lutfi namanya asal magelang dia tanya
“mau nggak kamu nyanyi di kafe tapi enggak dibayar”, “ya udah aku mau mas, lagian
saya juga masih maba, jadi ngga dibayar gapapa”. Terus habis itu nyanyi deh
saya di kafe untuk pertama kali nya di Jogja, nama band nya sumuk (suka musik)”.
Terang Tia Istiana.
Karier bermusik Tia Istiana juga mengalami perkembangan
sejak dirinya berani untuk manggung dari kafe ke kafe, tidak hanya kafe di
Jogja namun Tia Istiana juga manggung di kafe yang berada di tempat tinggal
asalnya yakni Jambi. Tia Istiana bahkan pernah ditawari untuk masuk label
rekaman milik Piyu Padi. Namun belum lanjut lagi ke tahap yang lebih serius.
Pada awal pandemi, Tia Istiana juga mengalami kesulitan finansial,
dimana ia harus mencari cara dan memutar otak agar mendapatkan penghasilan yang
lebih banyak. Tia Istiana mengaku menghubungi instagram akun kafe di Jogja
hingga berjumlah sekitar 40-an kafe yang ia hubungi. Dari sana ia alhamdulillah-nya
mendapatkan penghasilan yang mencukupi dan mulai merintis lagi karier
bermusiknya pada era pandemi.
Dari kisah hidup Tia Istiana, kita dapat belajar bahwa
jika kita memiliki keinginan untuk terus maju dan sukses, pasti kedua hal
tersebut akan mengikuti disamping dibarengi dengan tekad yang kuat. Anak muda
jaman sekarang, memang dituntut untuk hidup lebih serba ‘mandiri’ karena sudah
terdapat berbagai kemudahan-kemudahan akses dimana itu dapat dimanfaatkan
sebagai ladang mencari rezeki. Seperti yang dilakukan Tia Istiana dimana ia
aktif untuk meng-cover lagu-lagu di akun instagram miliknya atau akun youtube
miliknya. Hal itu dapat dijadikan contoh agar tidak mudah menyerah karena bagi
yang merasa memiliki jiwa muda maka harus berani menerima tantangan dan keluar
dari zona nyaman.
0 Komentar