Apa sih tari reog keprajuritan bala khayangan itu? Reog
keprajuritan bala khayangan adalah salah satu pertunjukan kesenian rakyat
tradisional yang masih eksis sampai sekarang. Ciri khas paling menonjol reog
kaprajuritan adalah pada adegan tarian yang meniru gerak kegagahan
baris-berbaris pasukan karaton dengan iringan gamelan monotonik sepanjang
pertunjukan. Iringan berasal dari suara bendhe (3 nada), kecrek, dan
bedhug/dhodhog, dan ada kelompok yang menambahnya dengan angklung. Gerakan tari
kelompok reog ini didominasi oleh apa yang disebut “gerak lampah macak”. Gerak
lampah macak pada dasarnya adalah peniruan (imitasi) dari gerak lampah macak
yang ada pada 10 bregada Karaton Yogyakarta, yaitu Prajurit Nyutro, Prajurit
Wirabraja, Prajurit Dhaeng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jagakarya, Prajurit
Prawiratama, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Bugis, dan
Prajurit Surakarsa.
Tari Reog Prajuritan yang
berkembang di Yogyakarta adalah pertunjukan yang dilakukan oleh penari-penari
di desa secara berkeliling. Tari reog keprajuritan bala khayangan
ini menceritakan kisah ketika Sri Sultan
Hamengku Buwono I yang hendak mengangkat panglima perang bersenjata pedang
untuk memimpin tentara rakyat. Gelar pasukan yang dipimpin Sri Sultan Hamengku
Buwono I kemudian menjadi sumber cerita dalam pertunjukan Reog Prajuritan yang
berkembang di Yogyakarta hingga saat ini. Menurut mas Bima selaku pemain tari
reog keprajuritan bala khayangan mengatakan bahwa tarian tersebut mempunyai
ciri khas 9 (sembilan) motif gerak, yaitu: lampah macak, tanjak piyak,
sembahan, iris tempe, pong, jogetan angkatan sikil, oyok-oyokan, sirigan, dan
nitih. Semua motif gerak tersebut sederhana, mudah ditarikan oleh siapa saja,
namun unik dan menjadi ciri khas yang umum dari tari Reog Kaprajuritan Bala
Khayangan ini.
Properti yang digunakan
dalam tari Reog Kaprajuritan yaitu pedang, tombak, jaran kepang, dan payung.
Penari yang menggunakan properti pedang yaitu keprajuritan, jaran kepang
digunakan penari jaranan, dan tombak digunakan bregada, instrumen yang
digunakan untuk mengiringi tari Reog Prajuritan ini, yaitu bende, jedor,
kendang, dan kecer. Tarian rakyat merupakan cerminan ekspresi dari masyarakat
yang hidup di luar istana atau dari kalangan rakyat biasa. Tari rakyat bersifat
spontan, ekspresi asli masyarakat, yang dibentuk dan digunakan untuk memenuhi
kepentingan mereka sendiri. Karena itu, bisa dipahami gerakan baris reog
kaprajuritan pada akhirnya juga mesti diolah oleh para pemimpin reog bukan
menjadi baris militer, tetapi gerak baris tarian rakyat. Seragam reog sebagai
kesenian rakyat toh tidak harus sama persis tiruannya dengan seragam prajurit
karaton. Demikian pula dengan ketersediaan alat musik pengiringnya tentu
berbeda.Tari Reog Prajuritan biasanya pentas pada saat acara festival Reog
Kaprajuritan, bersih Desa, dan Nadzar. Mas Bima sendiri pemain sudah lumayan
lama dan dia juga mengikuti grup ini sudah 3tahun sebelum covid. Tari reog
keprajuritan ini baru saja tampil pertama kali setelah ada covid di Indonesia,
pertama tampil di hari jadi Gunungkidul ke 191.
Menurut kak Bima Tari
Reog Kaprajuritan ini memiliki beberapa bagian atau bisa disebut babak dengan
durasi waktu pementasan komplit kurang lebih empat jam, namun untuk saat ini
durasi waktu pentas menyesuaikan situasi dan kondisi keperluan acara atau pihak
penanggap. Hasil studi lapangan dari pementasan Reog Kaprajuritan Mega Budaya
dari Ngringin, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul memiliki 4 bagian, yaitu: 1.
Kolosal (semua peraga reog menari secara bersamaan), 2. Keprajuritan, 3.
Jaranan, dan 4. Bregada. Jadi tari reog keprajuritan bala khayangan ini banyak
digemari masyarakat karena memiliki babak yang lumayan banyak, sehingga
tariannya nggak bikin bosen penontonya.
Oleh : Salis Nur Istikomah
0 Komentar