Beranda

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

KETERTARIKAN KERIS BAGI PEMUDA

 




Fungsi keris. Fungsi utama keris adalah sebagai senjata tradisional. Namun, pada saat ini, keris lebih berfungsi sebagai bagian atau kelengkapan pakaian adat Jawa. Keris juga berfungsi sebagai kerajinan tangan atau benda seni yang banyak disimpan oleh masyarakat. Pandangan-pandangan dari otoritas keagamaan (bukan hanya satu agama saja) terkadang tidak selaras dengan upaya pelestarian warisan budaya yang diakui UNESCO ini. Kontra narasi dalam hal ini diperlukan bukan untuk mencari siapa yang paling benar, namun semata menyuguhkan keberimbangan perspektif sehingga pada tahap selanjutnya biarkan masing-masing orang menilai dengan tingkat pemahaman yang dimiliki. 

Disisi lain insan perkerisan sendiri seyogyanya tidak melelu terjebak dalam dimensi mistik semata. Bahwa mistik memang bagian yang tidak terpisahkan ihwal perkerisan, namun over mysticsm adalah pandangan yang akhirnya menyebabkan dunia perkerisan stagnan "begitu-begitu melulu". Research ilmiah, publikasi jurnal, dan berbagai inovasi harus dipikirkan dan dihukumi sebagai pekerjaan yang "fardu kifayah". 

Keyakinan saya spirit research ini lah yang pada zaman dahulu dilakukan oleh seorang empu dalam melahirkan karya ciptaannya. Upaya lahir-batin yang berlangsung cukup lama untuk mencipta yang tadinya belum ada menjadi ada tentu melalui proses penelitian juga bukan? Sehingga dapat dikatakan bahwa empu-empu jaman dahulu merupakan seorang "professor-professor metalurgi" dan peneliti ulung yang kontemplatif sekaligus inovatif. ang tidak boleh hilang dari bangsa ini adalah jati dirinya. Tanpa jati diri bangsa ini rasanya tidak PD menghadapi percaturan global, hanya "rubuh-rubuh gedang" atau ikut-ikutan saja terombang-ambing pusaran globalisasi. Keris bukanlah sesuatu yang kuno dan ketinggalan jaman, artefak peninggalan leluhur ini adalah masa depan dan ageman Sang Garuda untuk melesat menuju masa depan. Layaknya kuda-kuda yang harus kokoh untuk melancarkan jurus dalam bela diri, bangsa ini harus memiliki pondasi peradaban yang kokoh pula untuk siap berkompetisi.

Ada peluang di masa depan bagi kita bila tekun menggali kearifan sumur-sumur tua peradaban. Keris menyimpan teknologi fisik dan batin yang layak untuk digali dan dipelajari manusia-manusia moderen di zaman ini.  Sudah lumrah bahwa generasi masa kini memiliki jarak pengetahuan yang cukup jauh atau bahkan terputus sehingga tidak tau harus bagaimana merawat peninggalan dan memperlakukan benda pusaka ini. 

 

Bila ada eyang atau leluhur yang mewariskan benda ini pada generasi dibawahnya yang memiliki keterputusan pengetahuan yang terjadi adalah keterasingan dan kurangnya kepedulian. Lebih parah lagi ada yang sampai menjadikan benda ini kambing hitam ketika terjadi musibah, sunggu ironis. Tanpa mau belajar semudah itu menyalah-nyalahkan sebuah benda. Keris, bagaimanapun juga adalah sebuah karya adiluhung. Sebagai sebuah produk budaya, sudah selayaknya jika warisan leluhur itu terus dilestarikan. Dan, memberi pemahaman kepada generasi muda akan seluk beluk perkerisan adalah salah satu cara untuk melestarikannya.Hal itu pula yang dilakukan Kanjeng Raden Arya (KRA) Natakusuma Cakra Hadiningrat. Kepada wartabromo, lelaki yang sempat menimba ilmu kepada sejumlah Mpu di Jawa ini paling bersemangat untuk jadi pembicara pada seminar-seminar tentang keris. Terutama yang banyak menghadirkan kalangan muda. sebagai pesertanya. Alasannya, melestarikan keris, harus diawali dengan memberikan pemahaman yang utuh soal keris kepada pemuda. “Saya memang cukup aktif memberikan seminar kepada anak-anak muda tentang perkerisan. Biar keris tidak hanya dilihat dari perspetif mistik, kami juga banyak mengupas dari perspektif metalurgi. Dan, rata-rata mereka mengaku tertarik karena pendekatan seperti sangat jarang mereka dapatkan,”

 

 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement